Kamis, 23 Januari 2014

Pemanfaatan Kertas Bekas Sebagai Media Pembelajaran IPA


Salah satu sampah terbanyak di lingkungan kita adalah kertas. Kita pasti sering menjumpai tumpukan kertas yang sudah tidak terpakai yang biasanya masih kosong di halaman sebaliknya. Kita bisa memanfaatkan kertas-kertas tersebut untuk media pembelajaran yaitu media visual yang akan mempermudah anak-anak menerima pelajaran sekaligus menyenangkan, diantaranya untuk menggambar benda yang berhubungan dengan materi, kemudian menempelnya di papan pajang. Meski terlihat kurang bagus dan rapi karena hanya kertas bekas, tapi anak-anak sangat bangga karena hasil karyanya dipajang. Berikut adalah hasil karya anak-anak kelas 2B SD Birrul Walidain Muhammadiyah Sragen dalam pembelajaran IPA :










Minggu, 19 Januari 2014

Setitik lentera untuk Indonesiaku



Majukan Indonesia melalui Sains

Sedikit pelita di tengah carut marut pendidikan Indonesia saat ini. Yah.. entah karena kurikulumnya atau memang karakter manusianya yang sudah “kadung” sejak lahir (baca=gawan lair). Tetapi apapun yan terjadi di dunia pendidikan kita saat ini, kita tak boleh menyesali keadaan, menghujat, menyalahkan diri sendiri bahkan menyalahkan orang lain. Tetap kita harus melakukan sesuatu, sesuatu yang bermanfaat tentunya.  Terus bergerak dan bergerak.


Itulah sedikit inspirasi yang saya dapat ketika mengikuti pelatihan Pembelajaran Sains Kreatif bersama Kuark. Salut terhadap dua pemateri yang masih tergolong sangat muda dengan penampilan yang masih sangat ABG, bahkan mungkin bagi orang-orang “ekstrim” bisa dibilang kurang syar’i (tapi bagi saya no problem hehe). Saya lebih melihat betapa mereka mempunyai semangat yang luar biasa, ilmu yang luar biasa, kemampuan yang luar biasa, pengalaman yang luar biasa, dan kepercayaan diri yang luar biasa. Saya berasa seperti kuman di sebrang laut… ternyata banyak yang yang belum saya ketahui, banyak yang belum saya miliki…. Kehidupan mereka jauh lebih banyak membawa manfaat bagi orang lain, daripada saya yang hanya bisa membebani orang lain bahkan membuat masalah.. Ahh lupakan saja. Tak perlu menilik masa lalu, yang sudah terjadi, terjadilah..  (Insya Allah sedang belajar Move On…)
 

Inti dari pelatihan tersebut adalah bagaimana kita bisa menjadi salah satu titik lentera untuk menerangi bangsa ini melalui Sains. Yaa, Membangun Indonesia melalui Sains. Mengapa Sains? Bercermin dari negara-negara maju seperti Jepang, yang merupakan negara nomor 1 dalam hal ketertiban dan kebersihan. Atau Korea Selatan yang merupakan negara penguasa produk elektronik, padahal mereka merupakan negara terpuruk pada tahun 1950an, dan baru mulai bangkit mulai tahun 1970an. Mengapa bisa demikian? Tak lain tak bukan karena mereka mampu menerapkan Sains dalam kehidupan sehari-hari, membiasakannya, sehingga membentuk karakter yang tertanam sejak dini.


Itulah mengapa Indonesia mulai menggunakan kurikulum 2013. Meski terdengar menggalaukan jiwa, Insya Allah pemerintah mempunyai maksud baik. Indonesia sedang mengadopsi kurikulum terbaik di dunia yaitu dari negara Finlandia. Di sana seorang anak tidak dianggap sebagai murid, tetapi dididik untuk menjadi manusia seutuhnya. Kita berharap Indonesia mampu menanamkan karakter Sains, yang tidak hanya berpikir teoritikal, tetapi juga kritikal dan analitikal. Hal yang paling kecil diantaranya adalah ketika anak mampu menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam kehidupannya.


BRAVO INDONESIAKU…..!!!